Custom Search

Persiapan Haji



Ibadah Haji yang notabene memiliki kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah, memerlukan persiapan yang matang agar bisa dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaifiat yang sebenarnya, dengan harapan puncak bisa meraih predikat haji yang mabrur dengan balasan Surga yang penuh kenikmatan. Secara garis besar, persiapan haji terangkum dalam uraian berikut:

A. Persiapan Jasmani

Pelaksanaan Ibadah Haji melibatkan perpaduan antara kegiatan fisik dan mental. Paling tidak ada tiga jenis aktivitas haji yang mutlak memerlukan ketangguhan fisik yang benar-benar prima, yaitu: thawaf, sa’i, dan melontar jumrah. Untuk membangun ketangguhan fisik yang prima, setiap jemaah haji perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:
  • Menciptakan dan memelihara kondisi fisik agar tetap prima dengan memperhatikan makanan yang seimbang, dan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di setiap situasi.
  • Melatih fisik dengan berjalan kaki beberapa kilometer setiap pagi agar otot menjadi lentur. Membiasakan diri berjalan sangatlah penting karena pada kenyataannya ibadah haji dilakukan dengan berjalan, baik siang maupun malam hari. Dalam hitungan jarak, aktivitas berjalan pagi ini bisa dilakukan sejauh kurang lebih 3 km (pulang-pergi).
  • Untuk mengantisipasi ibadah haji pada musim panas, latihan fisik tidak dianjurkan pada siang hari karena dapat memperburuk faktor risiko atau penyakit yang sudah diderita. Latihan fisik jika dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur dapat meningkatkan kemampuan adaptasi fisiologis tubuh seseorang terhadap perubahan kondisi lingkungan. (Catatan: Jemaah haji dapat melakukan latihan jalan kaki setelah sholat subuh (pukul 05.00-05.30) atau pada sore hari (pukul 17.00-17.30) agar tubuh dapat melakukan penyesuaian terhadap suhu dingin dan kelembaban yang rendah)
  • Memeriksakan kesehatan ke dokter atau rumah sakit terutama jemaah haji yang mempunyai penyakit khusus, seperti penyakit jantung, hipertensi, maag, asma, dan penyakit lainnya, serta mematuhi anjran-anjuran yang disampaikan oleh dokter atau tenaga kesehatan.


B. Persiapan Rohani

Tak kalah pentingnya dengan persiapan fisik, bahkan bisa disebut lebih mendasar, adalah  persiapan rohani atau mental karena persiapan rohani akan membersihkan diri dari segala cacat dan cela yang akan merusak amal. Dengan persiapan rohani yang sungguh-sungguh, jemaah haji bisa berangkan ke tanah suci dalam keadaan bersih dan suci, terlepas dari segala beban duniawi yang akan memberatkan pikiran selama menjalankan ibadah haji. Pastikan perjalanan rohani ini berlangsung dengan baik dan lancar serta berharap ibadah haji yang dilaksanakan mendapat ridho Allah SWT. Dalam rangka berusaha meraih haji mabrur, maka jemaah haji diharapkan dapat melakukan pendalaman sikap dan tabiat relijius yang sungguh-sungguh, dengan mengupayakan beberapa hal pokok tersebut di bawah ini:
  1. Ikhlas. Luruskan niat dan kobarkan semangat dengan perasaan tulus dan ikhlas bahwa menunaikan ibadah haji hanya karena melaksanakan perintah Allah dan mengharapkan ridho-Nya semata, bukan yang lain. Bersihkan diri dari perasaan riya, ingin dipuji, takabur, sombong, merasa hebat serta sifat-sifat buruk lainnya.
  2. Sabar. Sikap sabar amat diperlukan dalam melaksanakan ibadah haji. Sikap ini bahkan mulai diuji begitu seseorang memutuskan untuk berangkat ke tanah suci. Semua urusan memerlukan kesabaran, baik pada saat pembayaran ongkos haji atau biasa disebut BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji), pada saat pemeriksaan kesehatan, pendaftaran, pada saat menunggu panggilan untuk pemberangkatan dan lain sebagainya. Di tanah suci lebih-lebih lagi, saat berkumpul bersama jutaan jemaah dengan berbagai sifat, tabiat, dan kebiasaan yang berbeda tentu sangat berpotensi memancing emosi atau amarah jemaah. Mulai dari sekedar tersenggol, terdorong atau bahkan terinjak. Tak jarang antara suami isteri pun sering terjadi pertengkaran bila tidak diredam dengan sikap sabar.
  3. Tolong Menolong. Dalam rangkaian perjalanan haji, sering kali berhadapan dengan situasi dimana seorang jemaah diminta untuk memberikan pertolongan kepada jemaah lain yang memang perlu ditolong. Dalam kondisi seperti itu, segera lakukan pertolongan. Sedikitpun jangan pernah ragu. Untuk melakukannya. Dengan memberikan pertolongan, Allah akan membalasnya dengan pertolongan-Nya. Orang yang banyak menolong orang lain dengan ikhlas, terbukti segala urusannya akan dimudahkan oleh Allah, dan memang faktanya orang yang suka menolong orang lain akan terhindar dari berbagai kesulitan.
  4. Harta Halal. Mengerjakan haji dengan harta yang halal merupakan idaman setiap orang, karena dengan uang halal itu diharapkan memudahkan dalam meraih predikat haji yang mabrur. Dalam salah satu Hadits, Rasulullah SAW bersabda:

    Apabila seseorang pergi melaksanakan ibadah haji dengan nafkah yang baik (halal) dan meletakkan kakinya di atas kendaraannya, maka ketika dia berseru, ‘Labbaik Allahumma Labbaik’, dia akan mendapat sambutan dengan seruan dari langit, ‘Diterima panggilanmu dan berbahagialah engkau, karena bekalmu halal, dan kendaraan yang engkau pakai halal, dan hajimu diterima, tidak ditolak.
    (HR Thabrani dari Abu Hurairah).

    Sebaliknya, apabila seseorang pergi melaksanakan ibadah haji dengan nafkah yang kotor (haram), dan meletakkan kakinya di atas kendaraannya, maka ketika ia berseru, ‘Labbaik Allahumma Labbaik. Dia mendapat sambutan dari langit, ‘Ditolak panggilanmu, dan celakalah engkau, karena bekalmu haram, dan kendaraan yang engkau pakai haram, hajimu ditolak, tidak diterima’ (HR Thabrani dari Abi Hurairah).
  5. Bersihkan dan Sucikan Diri. Membersihkan dan menyuckan diri secara rohani ditempuh dengan cara: Bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWt Memohon maaf kepada orang tua, isteri/suami, anak-anak, saudara, famili, tetangga, dll. Memperbaiki atau meningkatkan mutu sholat agar lebih baik Membayar zakat, mengingat zakat termasuk unsur pembersih diri dan harta.
  6. Bimbingan Haji. Perjalanan haji merupakan rangkaian ibadah yang terikat oleh waktu dan tempat disertai aturan dan larangan yang sangat ketat. Dari segi sifat dan status hukumnya, ibadah haji terdiri dari rukun, wajib, dan sunat haji. Idealnya seorang calon haji menguasai manasik haji secara penuh, namun bagi yang merasa masih memiliki kekurangan di sana-sini perlu adanya instruktur atau pembimbing yang akan mengarahkan jamaah calon haji agar langkahnya tidak menyimpang dari aturan syar’i.
  7. Belajar Doa-Doa. Sebenarnya doa bisa dibaca di buku panduan, namun demi kelancaran pelaksanaan ibadah haji seyogyanya jemaah haji bisa menghafalnya. Di samping itu perlu pula dipelajari arti dari doa yang dibaca agar dapat menghayati secara khusyu’ bacaan tersebut. Semua doa dalam pelaksanaan ibadah haji adalah doa-doa bagus yang esensinya adalah untuk memohon kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akhirat. Dengan menghayati arti dari doa-doa itu, diharapkan ibadah haji yang dilakukan akan menjadi lebih berkesan, dan tentu saja lebih bermakna.
  8. Menyelesaikan Hutang Piutang. Hutang dapat mengganggu ketenangan dalam menunaikan ibadah haji. Sebelum berangkat, pastikan segala sesuatu yang berkaitan dengan hutang piutang telah diselesaikan, atau telah dilimpahkan, atau paling tidak sudah dipermaklumkan kepada keluarga yang ditinggal agar mengetahuinya, sehingga jika terjadi halangan pada jemaah haji, mereka atau keluarga yang ditinggal dapat menyelesaikannya.
  9. Bekal untuk Keluarga. Jika jemaah calon haji berstatus sebagai kepala keluarga yang sekaligus menjadi tulang punggung keluarga, maka tanggung jawab terhadap keluarga yang ditinggalkan di tanah air harus dipenuhi. Oleh sebab itu, sebelum berangkat jemaah calon haji harus menyiapkan bekal yang cukup untuk kebutuhan mereka di tanah air selama jemaah berada di tanah suci.
  10. Belajar Sholat Jenazah. Selama musim haji, baik di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi, hampir setiap usai melaksanakan sholat wajib selalu diiringi dengan sholat jenazah. Maka, bagi yang belum mengetahui tata cara pelaksanaan sholat jenazah termasuk bacaan atau doa-doa di dalamnya, sangat dianjurkan untuk mempelajari serta menghafalkannya sebelum berangkat ke tanah suci.
Demikian sekelumit uraian tentang persiapan haji, semoga bermanfaat. 

0 Response to "Persiapan Haji"

Posting Komentar